Rabu, 27 Januari 2016

GEADS


 
GEADS (Gastroenteritis Acut Diare Syndrom) atau dikenal dengan Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena adanya infeksi saluran cerna yang ditandai dengan muntah dan diare (BAB cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3x sehari (Suriadi&Rita,2010). Apa yang menjadi penyebab diare sering terjadi pada kita,anak kita,ataupun juga sanak saudara kita? Yuk kita simak lebih lanjut.

Etiologi atau penyebab dari GEADS(Gastroenteritis Acut Diare Syndrom) Atau diare disebabkan oleh banyak faktor,yaitu:
Faktor Infeksi
Bukan karena faktor infeksi
1.    Adanya infeksi bakteri. Bakteri enteropathogenic, eschericia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica.
2.    Virus yang masuk dalam saluran pencernaan yaitu enterovirus, echovirus, adenovirus ,human retrovirua seperti agent,rotavirus.
3.    Jamur seperti candida enteritis.
4.    Parasit seperti giardia camblia,cyrtosporidium,protozoa.
1.      Keracunan makanan
2.      Alergi makanan, susu atau protein tertentu
3.      Gangguan metabolisme atau malabsorbsi
4.      Terdapat iritasi langsung pada saluran pencernaan
5.      Obat-obatan,antibiotik
6.      Penyakit usus seperti colitis ulcerativ,crohn disease,enterocolitis
7.      Tidak mencuci tangan sebelum maka dan sesudah BAB/BAK
8.      Lingkungan yang kotor

9.      BAB atau BAK sembarangan
10. Makan makanan yang tidak bersih/ jajan sembarangan

11. Stress dan emosional



Selain dari beberapa faktor diatas, terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya diare karena suatu penyakit, yaitu penyakit infeksi seperti otitis media, infeksi saluran nafas atas (ISPA), infeksi saluran kemih (ISK).
Dari beberapa faktor penyebab diatas bisa meningkatkan motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal yang merupakan akibat dari gangguan absorbsi (penyerapan), dan eksresi (pengeluaran) cairan dan elektrolit yang berlebihan. Kemudian cairan,sodium,potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam tinja,sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan&elektrolit) dalam tubuh dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare tersebut terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsanagan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusal sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal,perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Kemudian akan terjadinya peradangan yang akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi (menyerap) cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Kemudian akan meningkatkan motilitas intestinal yang dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.
Jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa tindakan segera maka akan terjadi kematian. Bagaimana bisa hanya karena diare bisa menyebabkan kematian?



Penurunan atau hilangnya cairan akibat muntah,diare,demam,hiperventilasi.

cairan ekstraseluler secara tiba" cepat hilang.

terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

hilangnya cairan dalam intraseluler (sel)

disfungsi seluler (gangguan fungsi sel)

syok hipovolemik
 (syok karena kehilangan cairan)

Kematian.


Dari bagan diatas,diare dapat menyebabkan kematian karena dehidrasi yang akan menimbulkan syok hipovolemik. Terdapat beberapa tahapan dehidrasi yang harus kita ketahui:
1.       Dehidrasi ringan: berat badan menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 cc/kg BB.
2.       Dehidradi sedang: berat badan menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilanh 50- 90 cc/kg BB.
3.       Dehidrasi berat: berat badan menurun lebih dari 10% dengan kehilangan volume cairan >=100 cc/kg BB.

TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala apa saja yang harus diketahui jika terjadi GEADS(Gastroenteritis Acut Diare Syndrom atau diare? Berikut manifestasi klinisnya:
1.       BAB cair lebih dari 3x dalam sehari
2.       Mual dan muntah
3.       Demam( >37,5°C)
4.       Perut sakit
5.       Pucat
6.       Badan lesu&lemah
7.       Anoreksia (Nafsu makan berkurang)
8.       Menurunnya atau tidak ada pengeluaran urine
9.       Perubahan tanda-tanda vital: nadi dan pernafasan cepat,akral dingin,pucat&lembab).

Jika hal tersebut terjadi pada anak atau diri anda maka segeralah untuk melakukan pertolongan atau penatalaksanaan diare,yaitu:
1.       Penanganan harus fokus pada penyebab dari timbulnya diare
2.     Pemberian cairan dan elektrolit seperti pedialyte atau oralit) dan minum air mineral matang yang cukup untuk mengganti cairan / elektrolit yang hilang.
3.       Pada bayi,pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.
4.       Lanjutkan pemberian asupan nutrisi selama diare,bila perlu lebih sering dari biasanya
5.       Hindari makanan pedas atau terlalu asam
6.       Jika demam berikan kompres air biasa di dahi ataupun diketiak Dan pergunakan pakaian  berbahan tipis agar terjadi proses evaporasi (suhu panas tubuh keluar). Selama demam,berikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan mempercepat proses penguapan yang ada di dalam tubuh.
7.       Mencari pengobatan Lanjutan (Puskesmas/ Rumah Sakit) jika dalam kurun waktu 3 hari atau muncul tanda-tanda dehidrasi:
a.    Rasa haus berlebihan
b.    ketidakadekuatan asupan cairan&nutiri karena anoreksi (nafsu makan menurun&malas untuk makan ataupun minum)
c.     Demam yang tidak kunjung turun
d.    Tegangan kulit menurun
e.     Kesadaran Menurun
Pemeriksaan Diagnostik atau pemeriksaan lanjutan untuk kita semua ketahui jika dibawa ke balai pengobatan terdekat ataupun rumah sakit :
1.   Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.Hal ini perlu dilakukan Karena until mengetahui apakah diare terjadi karena setelah mengkonsumsi obat- obatan atau makanan Yang tidak terjaga kebersihan ataupun juga karena alergi makanan.
2.  Pengambilan Kultur tinja (Jika sangat diperlukan).Hal ini bisa saja dilakukan untuk mengetahui kandungan berbahaya atau adanya bakteri,virus atau parasit yang masuk kedalam saluran pencernaan.
3.       Pemeriksaan Laboratorium yang terdiri dari pemeriksaan
a.    Cairan elektrolit (Na,K,Cl) untuk mengetahui apakah dalam batas normal (DBN) dan untuk mengetahui tahapan dehidrasi.(Na 135-145mEq/L, Kalium 3,5-5mEq/L, &Clorida 95-103 mEq/L
b.    BUN& Creatinin untuk mengetahui kondisi ginjal dalam proses absorbsi (penyerapan) dan proses filtrasi (penyaringan) cairan dan elektrolit (BUN 10-24 mg/dL, Kreatinin 0.5- 1.5 mg/dL).
c. Glukosa. Untuk mengetahui gula dalam darah karena terganggungnya fungsi pencernaan yang mengakibatkan anoreksia dan asupan makanan berkurang sehingga berpengaruh pada glukosa dalam darah yang menyebkan tubuh menjadi lemas&tidak ada tenaga (Gula Sarah puasa -/+8 jam 76- 110 mg/dL, Gula Darah 2 J.PP atau gula Sarah puasa 2 jam setelah makan 90- 130 mg/dL Dan Gula Sarah Sewaktu atau acak 100- 140 mg/dL).
d.   Darah Lengkap (Trombosit,Leukosit,Haemoglobin (Hb), Hematokrit (Hct) dll)bila diperlukan. Untuk mengetahui apakah dalam batas normal dan mengetahui apakah terdapat pertumbuhan bakteri ataupun memastikan adanya infeksi yang terjadi di saluran cerna yang dapat dilihat dari Nilai Leukosit yang tidak dalam batas Normal. (Leukosit 4.000- 10.000/mm3, Trombosit 150.000- 400.000/mm3, Hb Laki-laki13-17 g/dl dan perempuan 11-16 g/dl,Hct laki-laki 40-54% dan perempuan 35-45%).

PENCEGAHAN
DIARE
Setiap penyakit yang muncul selalu ada faktor-faktor penyebab. Dalam hal ini GEADS(Gastroenteritis Acut Diare Syndrom) atau diare dapat dicegah. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan? Pencegahannya,yaitu:
1.       Mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB/BAK atau berinteraksi dengan lingkungan sekitar (memegang atau menyentuh benda disekitar)
2.       Asupan nutrisi yang kita konsumsi atau diberikan harus bersih dan dalam kondisi matang dan terhindar dari lalat.
3.       Minum air yang matang& Jangan makan makanan yang sudah basi. Bila perlu harus dilihat tanggal produksi&kelayakannya.
4.       Mencuci bahan masakan yang akan dimasak
5.       Mencuci alat makan dengan sabun
6.       BAB/ BAK ditempat yang seharusnya (Jamban).
7.       Buat kakus atau Jamban dengan jarak 15-20 meter dari rumah.
8.       Buang sampah pada tempatnya.

Dari penjelasan diatas semoga kita semua sudah mulai memahami proses penyakit sampai dengan penatalaksanaan / pertolongan karena diare. Diharapkan kita semua dapat menyadari akan pentingngnya hidup bersih dirumah dan juga di lingkungan agar kita dan keluarga terhindar dari segala macam penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kotor dan dapat mempermudah jalan kuman ataupun bakteri untuk masuk kedalam sistem tubuh kita.
Semoga ulasan yang kami berikan dapat bermanfaat baik bagi para pembaca dan bisa meningkatkan pengetahuan tentang diare&meningkatkan kesadaran pada diri kita agar mampu merubah perilaku dan pola hidup kita menjadi perilaku hidup bersih dan sehat. Terimakasih dan sampai jumpa di Materi menarik lainnya. 
Mulailah dari hal yang kecil dengan mencuci tangan dengan benar, karena dari hal kecil itulah akan membawa manfaat yang besar bagi kesehatan kita.


Daftar Pustaka
Suriadi&Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG SETO

Download and Save this Leaflet

By: Ners A4                     
             

Kamis, 14 Januari 2016

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)



Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari di awal tahun seperti sekarang ini. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan baik. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, melalui surat elektronik yang diterima Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI (Sumber: http://www.depkes.go.id/article).
Bagi beberapa orang, ada yang belum begitu memahami, apakah DBD Atau dalam bahasa medis DHF (Dengue Haemoragic Fever) itu? DBD atau DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suriadi&Rita, 2010).  Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk aedes menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap darah penderita yang sedang demam akut dan tetap infektif selama hidupnya.
Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit. Dari sinilah penyakit DBD melalui Virus Dengue dapat menular keorang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Oleh karena itu, keluarga harus WASPADA akan adanya penularan penyakit DBD atau DHF ini dengan mengetahui tanda dan gejala yang terjadi pada seseorang yang tertular Virus Dengue:

Apa saja Tanda dan Gejalanya?
Tanda dan Gejala yang terjadi akibat Virus Dengue adalah:
1.         Demam tinggi dan terjadi perubahan secara mendadak (naik turun) dalam kurun waktu 5-7 hari
2.         Adanya gejala mual,muntah dan nafsu makan menurun
3.         Terjadi Diare (>5x) ataupun sebaliknya konstipasi (Frekuensi BAB tidak Normal)
4.         Nyeri kepala dan nyeri pada otot, tulang sendi,dan nyeri pada perut
5.          Kulit lembab dan dingin (normalnya hangat, kering, merah)
Tanda dan Gejala Renjatan (Jika kasus sudah berat) yang harus diketahui:
1.     Nyeri pada ulu hati
2.     Terjadi perdarahan dibawah kulit Ptechie (bintik-bintik merah pada kulit)
3.     Perdarahan disaluran cerna (adanya darah pada Feses)
4.     Penurunan Trombosit (hasil pemeriksaan darah) dibawah normal (Trombositopeni <100.000 atau kurang) karena adanya perdarahan.
5.    Adanya Hematoma (bengkak)
6.    Tekanan darah menurun
7.    Nadi cepat dan lemah
8.     Syok hypovolemik

Dari tanda dan gejala diatas yang sudah diuraikan jika tidak segera diatasi bisa mengakibatkan kematian karena hilangnya plasma darah karena Tromositopeni (Trombosit rendah / dibawah normal) yang dapat menyebabkan syok hypovolemik dan terjadi kematian.
Derajat Demam Berdarah Dengue (DBD) yang harus diketahui:
1          Derajat 1 
Demam disertai gejala klinis lain atau terjadinya perdarahan seperti Ptechie (Bintik- bintik merah pada kulit)
2          Derajat 2
Tanda Derajat 1 + perdarahan di kulit+ perdarahan lain (disaluran pencernaan),
3          Derajat 3
Tanda Derajat 1+ Derajat 2 + adanya kegagalan sirkulasi (nadi cepat dan lemah), tekanan darah menurun (Hipotensi), kulit dingin dan lembab.
4          Derajat 4
          Terjadinya Renjatan Berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur


Bagaimanakah caranya?
Caranya mudah dan sudah sangat dipahami oleh semua kalangan masyarakat, namun kurang menyadari akan pentingnya pencegahan tersebut. Pencegahan itu adalah 3M Plus:
1.    Menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain
2.   Menutup, menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya
3. Mengubur, mengubur barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD
PLUS
1     Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan
2     Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3     Menggunakan kelambu saat tidur
4     Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
5     Menanam tanaman pengusir nyamuk
6     Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
7     Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.




Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) perlu ditingkatkan terutama pada musim hujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Untuk itu, perlu menjaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah, sehingga diperlukan kepedulian peran serta aktif masyarakat untuk bergotong-royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD, melalui kegiatan pemberantasan nyamuk dan jentik secara berkala dan PSN 3M Plus. Karena saat ini telah memasuki musim penghujan, bahkan pola curah hujan yang tak menentu sehingga dapat memudahkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dan dapat dengan mudah menularkan Virus Dengue kepada orang lain.
Karena itu, kita sebagai masyarakat yang sudah pintar dalam memahami dan mengerti tentang Penyakit DBD ini,mulailah untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan masing- masing, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat dengan cara melakukan tindakan pencegahan penyakit DBD. Karena Pencegahan itu Lebih Baik dari pada Mengobati. Bukan Begitu?
Yuk semangat untuk saling mengingatkan, bekerjasa sama dan saling membantu dalam menjaga kesehatan kita semua…karena tidak ada yang sulit jika kita saling bekerja sama.
Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan. Terimaksih dan Semoga bermanfaat. 

Daftar Pustaka

Suriadi&Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. SAGUNG SETO

http://www.depkes.go.id/article diupload pada Tanggal 14 Januari 2016

                                                                                            By: NersA4